Omzet Hotel Diprediksi Turun Karena Rapat di Hotel Dilarang
Omzet Hotel Diprediksi Turun Karena Rapat di Hotel Dilarang |
Ekspodeday, Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memperkirakan akan ada penurunan omzet sebesar 45 persen dalam industri perhotelan di DIY pada 2015 ini.
Hal itu sebagai dampak adanya pelarangan bagi pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengadakan meeting di hotel.
Ketua PHRI DIY, Istidjab Danunagoro mengatakan, hal itu tak bisa dihindari jika kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu tidak segera dicabut.
Penurunan pemasukan itu terutama disebabkan berkurangnya sumber pendapatan dari sektor meetings, incentives, conferences and exhibition (MICE) yang selama ini banyak datang dari kalangan birokrasi.
Di sisi lain, jumlah hotel juga masih akan terus bertambah sementara tingkat kunjungan pariwisata masih belum mengalami kenaikan signifikan.
”Tahun ini bakal jadi tahun yang berat. Apalagi nanti ketika sudah masuk low season, sekitar Maret sampai April. Saat hotel sepi kunjungan, satu-satunya pemasukan ya dari MICE. Tanpa MICE, saya prediksikan penurunannya mencapai 45 persen,” kata Istijab, Senin (5/1/2015).
Dampak kebiajakan tersebut sebetulnya juga sudah terasa ketika baru diberlakukan, akhir 2014 kemarin.
Pada Desember kemarin, kerugian pihak hotel berbintang di DIY akibat kebijakan tersebut hampir mencapai Rp 7 miliar sesuai perkiraan PHRI DIY sebelumnya.
Istidjab mencontohkan, Hotel Inna Garuda mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp 1 miliar akibat pembatalan berbagai kegiatan MICE.
Demikian pula dengan Hotel Eastparc dan lainnya.
PHRI dalam hal ini berusaha mengakali kondisi tersebut dengan menarik lebih banyak wisatawan datang ke Yogyakarta.
Pihaknya akan menggandeng banyak pihak seperti organisasi travel agent, event organizer dan lainnya.
PHRI disebutkan Istidjab siap all out untuk menggaet lebih banyak wisatawan.
Kegiatan promosi akan digencarkan tak hanya di kisaran domestik melainkan juga ke Singapura, Thailand, Malaysia dan negara lain.
"Kami menargetkan setahun harus ada 20 kali promosi, termasuk kegiatan-kegaitan festival," katanya.
Hal itu sebagai dampak adanya pelarangan bagi pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengadakan meeting di hotel.
Ketua PHRI DIY, Istidjab Danunagoro mengatakan, hal itu tak bisa dihindari jika kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu tidak segera dicabut.
Penurunan pemasukan itu terutama disebabkan berkurangnya sumber pendapatan dari sektor meetings, incentives, conferences and exhibition (MICE) yang selama ini banyak datang dari kalangan birokrasi.
Di sisi lain, jumlah hotel juga masih akan terus bertambah sementara tingkat kunjungan pariwisata masih belum mengalami kenaikan signifikan.
”Tahun ini bakal jadi tahun yang berat. Apalagi nanti ketika sudah masuk low season, sekitar Maret sampai April. Saat hotel sepi kunjungan, satu-satunya pemasukan ya dari MICE. Tanpa MICE, saya prediksikan penurunannya mencapai 45 persen,” kata Istijab, Senin (5/1/2015).
Dampak kebiajakan tersebut sebetulnya juga sudah terasa ketika baru diberlakukan, akhir 2014 kemarin.
Pada Desember kemarin, kerugian pihak hotel berbintang di DIY akibat kebijakan tersebut hampir mencapai Rp 7 miliar sesuai perkiraan PHRI DIY sebelumnya.
Istidjab mencontohkan, Hotel Inna Garuda mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp 1 miliar akibat pembatalan berbagai kegiatan MICE.
Demikian pula dengan Hotel Eastparc dan lainnya.
PHRI dalam hal ini berusaha mengakali kondisi tersebut dengan menarik lebih banyak wisatawan datang ke Yogyakarta.
Pihaknya akan menggandeng banyak pihak seperti organisasi travel agent, event organizer dan lainnya.
PHRI disebutkan Istidjab siap all out untuk menggaet lebih banyak wisatawan.
Kegiatan promosi akan digencarkan tak hanya di kisaran domestik melainkan juga ke Singapura, Thailand, Malaysia dan negara lain.
"Kami menargetkan setahun harus ada 20 kali promosi, termasuk kegiatan-kegaitan festival," katanya.
0 komentar
Ekspodeday adalah berita Ragam Kehidupan dan Inspirasi, Disini Anda bebas bertanya maupun mengutarakan ide, gagasan, opini secara bebas yang tentu tidak termasuk dalam koridor Sara. Dilarang keras titip Link / URL hidup maupun berupa tulisan atau mempromosikan produknya.